Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
02 Agustus 2012
Pekarangan Sehat sebagai Program KKP IPB 2012 di Desa Banjarsari Garut
Deskripsi kegiatan
Pekarang sehat adalah sebidang tanah disekitar rumah yang dibatasi dengan pagar yang dapat dimanfaatkan untuk sumber pangan, sandang dan papan penghuni rumah, lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa, penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, tempat resapan air hujan dan air limbah keluarga ke dalam tanah, serta tempat pendidikan bagi anggota keluarga.
Kegiatan dilaksanakan dengan dua cara yaitu sosialisasi dan aksi nyata berupa pembuatan pekarangan sehat oleh mahasiswa KKP yang dijadikan sebagai contoh pekarangan sehat di desa Banjarsari. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan selama dua kali yakni pada kegiatan pengajian akbar desa dengan memanfaatkan sambutan ketua KKP dan sosialisasi kedua dilaksakan pada acara yang direncanakan sendiri oleh mahasiswa di POSKESDES (Pos Kesehatan Desa). Pada sosialisasi pertama Ketua KKP menyampaikan program pekarangan dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman lokal yang bermanfaat seperti tanaman obat dan tanaman buah. Sosialisasi kedua kembali dipaparkan pentingnya pekarangan sehat dan penjelasan secara rinci fungsi beberapa tanaman lokal (tanaman obat) yang dapat ditanam di lingkungan pekarangan. Selain itu, sosialisasi yang dihadiri Ketua PKK Desa Banjarsari ini juga memperlihatkan contoh pekarangan yang dibuat dan dikelola mahasiswa di halaman POSKEDES. Sosialisasi yang kedua ini dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi dan pelatihan manajemen keluarga (program profesi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen) karena target pesertanya sama yakni ibu PKK serta pemanfaatan pekarang sehat juga dapat mengehmat keuangan keluarga jika ditinjau dari nilai ekonominya.
Cara kedua pelaksanaan program pekarang sehat adalah aksi nyata, yaitu pembuatan dan penataan halaman depan POSKESDES Desa Banjarsari yang baru saja dibangun dan belum difungsikan keberadaannya. Tujuannya adalah menata halaman POSKESDES tersebut menjadi taman yang indah sekaligus berfungsi sebagai pekarangan sehat. Pada awal pelaksanaan aksi nyata, mahasiswa KKP bekerjasama dengan Karang Taruna dan perangkat desa Desa Banjarsari. Kegiatannya berupa pembersihan halaman dari gulma-gulma yang menutupi tanah dan meratakan tanah yang bergelombang. Setelah itu, secara simbolis dan bersama-sama mahasiswa, karang taruna, dan Kepala Desa meresmikan pekarangan sehat dengan menanam jambu kristal yang dibawa mahasiswa dari Bogor.
Kegiatan di minggu selanjutnya adalah penananaman tanaman baru dan pemeliharaan tanaman tersebut. Pada minggu kedua, mahasiswa menanam beluntas sebagai pagar hidup halaman POSKESDES. Penanaman dilakukan dengan menggunakan setek. Bahan tanaman tersebut berasal dari warga yang diminta mahasiswa. Selain penanaman beluntas, mahasiswa juga melakukan pemupukan untuk tanaman jambu kristal dan papaya yang telah ditanamn sebelumnya. Pada minggu ketiga dijumpai beberapa tanaman yang mati karena sinar matahari yang terik dan terbatasnya sumber air. Oleh karena itu dilakukan penyulaman tanaman beluntas. Selanjutnya dilakukan juga penanaman tanaman sayur yaitu bayam dan pare. Penanaman ini juga dilakukan penggemburan ulang tanah karena padatnya struktur tanah tersebut. Pada minggu keempat, mahasiswa secara bersama-sama memindahkan setek tanaman-tanaman obat lokal yang telah berakar ke dalam enam wadah pot yang sebelumnya telah disemaikan. Tanaman obat yang ditanam adalah sambung nyawa, patah tulang, mahkota dewa, buah delima, dan jenis rumput hias. Minggu kelima dilakukan inventarisasi tanaman dan penanaman tanaman hias sebagai unsur yang menambah keindahan pekarang tersebut. Minggu keenam dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman yang ditanam.
Di akhir kegiatan aksi nyata ini dilakukan pengamatan dan diperoleh bahwa bayam yang ditanam mati karena kekeringan air. Pepaya tumbuh lambat. Setek tanaman beluntas hidup sekitar 70% dari seluruh tanaman yang ditanam. Tanaman obat dalam pot tumbuh baik dan segar. Tanaman jambu kristal tumbuh subur dengan banyak tunas di beberapa ketiak daunnya. Hingga akhir kegiatan aksi nyata ini beberapa tanaman belum menunjukkan hasil pertumbuhan yang besar sehingga lahan belum terlihat hijau. Oleh karena itu mahasiswa menyerahkan pekarangan sehat percontohan kepada Ibu PKK dan Karang Taruna untuk melanjutkan merawat pekarang tersebut. Pekarang ini juga dapat dijadikan sebagai pekarangan percontohan di lingkungan desa, sehingga apabila ada lomba desa atau program pemerintah akan pekarangan, kegiatan aksi nyata tersebut dapat diteruskan.
b. Sasaran : Ibu PKK, Ibu rumah tangga, dan Karang Taruna
c. Tujuan kegiatan : Menyosialisasikan pemanfaatan pekarangan agar menjadi pekarangan sehat yang dapat dimanfaatkan penghuni rumah serta memberikan contoh nyata pekarangan sehat di lingkungan desa
d. Metode : Sosialisasi dan aksi nyata dengan membuat pekarangan di halam POSKESDES yang baru dibangun
e. Waktu pelaksanaan
1. Sosialisasi : 14 Juli 2012 (Pengajian Akbar Desa) dan 26 Juli 2012 (Sosialisasi Pekarangan sehat dan Manajemen Keuangan Keluarga)
2. Aksi Nyata : 6 Juli 2012 – 5 Agustus 2012 (Minggu ke-2 hingga minggu ke-6)
f. Tempat pelaksanaan
1. Sosialisasi : Balai Desa Banjarsari dan POSKESDES
2. Aksi Nyata : 6 Juli 2012 – 5 Agustus 2012 (Minggu ke-2 hingga minggu ke-6)
g. Evaluasi program
1. Sosialisasi :
a. Peserta yang hadir saat di acara pengajian akbar desa sangat banyak, namun pada sosialisasi yang diselenggarakan sendiri oleh mahasiswa KKP untuk Ibu PKK hanya 6 orang
b. Kegiatan sosialisasi di POSKESDES dilaksanakan pada bulan Ramadhan sehingga undangan yang hadir sedikit karena tingkat kesibukan ibu rumah tangga/ibu PKK di bulan Ramadhan cukup tinggi yakni pada pagi hari belanja ke pasar dan sore hari harus mempersiapkan buka puasa
2. Aksi Nyata :
a. Sumber air disekitar POSKESDES terbatas, keterlambatan dalam penyiraman membuat bahan tanam yang ditanam layu dan mati
b. Sinar matahari sangat terik sehingga membuat setek tanaman dan tanaman sayur yang baru berkecambah mati
c. Tanah sangat kering karena musim kemarau sehingga selama kegiatan KKP berlangsung tidak pernah turun hujan
d. Tanah yang kering dan adanya bekas adukan bangunan membuat pengolahan dan pengelolaan tanah cukup sulit.
e. Tenaga mahasiswa pria dalam satu kelompok hanya satu orang sehingga kegiatan fisik yang membutuhkan tenaga besar dapat dikerjakan hanya sedikit.
f. Sumber daya lokal berupa tanaman obat dan buah di Desa Banjarsari sangat beragam, namun rangkaian kegiatan KKP yang padat membuat terbatasnya waktu untuk mencari dan mengoleksi tanaman obat tersebut.
g. Kegiatan aksi nyata berupa pembersihan lahan dilaksanakan pada minggu ke-2 kegiatan KKP sehingga waktu evektif dalam membuat dan merawat pekarangan sehat percontohan di POSKESDES hanya satu bulan.
h. Sarana produksi tanam yang terbatas, seperti cangkul, kored, garpu, dan alat penyiram air, membuat sulit pelaksanaan kegiatan perawatan.
h. Rekomendasi :
1. Sosialisasi :
a. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan dimana saja dengan memanfaatkan forum-forum umum seperti pengajian atau silaturrahim warga. Sosialisasi tersebut berupa imbauan dan ajakan untuk memanfaatkan pekarangan agar bermanfaat dan indah. Sosialisasi tidak hanya mengandalkan acara yang diselenggarakan sendiri.
b. Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan sendiri baiknya dilaksanakan pada bulan sebelum Ramdhan agar peserta yang hadir lebih banyak dan tidak mengganggu kesibukan ibu-ibu
2. Aksi Nyata :
a. Menentukan lokasi percontohan pekarang yang memiliki sumber air cukup serta tanah yang gembur dan subur, hal ini akan memudahkan baik pengolahan maupun perawatannya.
b. Membuat jadwal piket penyiraman dan perawatan agar pelaksanaan perawataan tidak terbatas karena kegiatan KKP yang padat.
c. Kegiatan fisik yang membutuhkan tenaga besar dapat menyewa tenaga kerja untuk membantu kegiatan tersebut.
d. Menginventarisasi sumber daya lokal berupa tanaman obat dan buah serta lokasi yang tersebar di desa tersebut, kemudian menjadwalkan untuk pengambilan bahan tanam dan waktu tanamnya. Sehingga tidak hanya menjadwalkan frekuensi waktu tanam saja (dalam satu minggu menanam jenis tanaman yang baru).
e. Ketika ditentukan lokasi percontohan pekarang sehat, segera direncanakan disain lanskap serta jadwal kegiatan penanaman dan perawatannya
f. Menyiapkan sarana produksi tanam sejak awal serta menganggarkan dana untuk membeli alat penyiram air agar lebih mudah dalam perawatan.
g. Penyiraman harus teratur dan tidak boleh terlambat serta volume air yang diberikan harus lebih banyak karena tanah yang kering dan sinar matahari yang terik. Hal ini ditujukan untuk mengimbangi proses evapotranspirasi.
Langganan:
Postingan (Atom)